WhatsApp menuding perusahaan teknologi asal Israel yaitu NSO Group yang telah mengirimkan program perangkat lunak berbahaya atau spyware ke 1.400 pengguna WhatsApp. Terdengar kabar spyware tersebut juga serang Skype dan Telegram.

Software yang digunakan dalam aksi ini merupakan software andalan mereka yaitu Pegasus.

Mengenai masalah ini, WhatsApp telah menggugat NSO Group Technologies ke meja hijau.

Di dalam postingan blog milik WhatsApp, mengatakan bahwa pihak WhatsApp sudah menghubungi 1.400 pengguna yang diduga korban dalam kasus ini.

Lalu pihak WhatsApp menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

Dilaporkan dari Business Insider, untuk menyelesaikan masalah ini WhatsApp bekerja sama dengan Citizen Lab, sebuah kelompok peneliti yang berada di Universitas Toronto.

Kabar terbaru datang dari dokumen gugatan yang menyatakan bahwa spyware Pegasus ini tidak hanya menyerang aplikasi WhatsApp saja.

Melainkan ada aplikasi lain yang diserang oleh Spyware ini. Aplikasi lain yang di serang oleh spyware ini adalah seperti Skype dan Telegram.

Setelah dapat masuk ke dalam aplikasi WhatsApp, spyware ini secara diam-diam menanamkan tools yang dapat mengambil data yang berada pada smartphone target.

Pegasus sendiri dapat membahayakan seluruh data sel, termasuk yang dari Skype, Telegram, Viber.

Bahkan yang menyangkut dengan privasi seperti SMS, foto, email, kontak, lokasi, file, riwayat penelusuran, selain rekaman mikrofon dan kamera.

Lebih lanjut, dalam surat pengadilan WhatsApp menyebutkan bahwa NSO Group sendiri telah mengembangkan spyware mereka untuk mengakses pesan dan komunikasi pada ponsel target.

Beberapa pengguna yang terkena spyware ini seperti jurnalis, aktivis hak asasi manusia, pembangkang politik, dan diplomat.

Spyware ini dilaporakan WhatsApp menyerang penggunanya pada bulan April-Mei 2019 dengan modus WhatsApp call atau video call dari nomor tak dikenal.