Grab menghadiri acara World Economic Forum Annual Meeting. Acara yang digelar di Davos, Swiss, itu membahas peran dan harapan perusahaan teknologi agar dapat mendorong masyarakat lebih maju.
CEO dan Co-founder Grab, Anthony Tan mengatakan untuk mewujudkan ide ‘teknologi yang membawa dampak positif’.
“Grab secara proaktif berkomitmen pada serangkaian prinsip utama pada proses kerja platform yang baik serta pengaplikasian teknologi AI. Kami berharap hal ini dapat berguna bagi pemerintah dan perusahaan lainnya untuk mulai berkolaborasi dalam pemecahan masalah ini,” ujar Anthony.
Sebagai perusahaan yang memiliki pendekatan ‘AI-everywhere’, Grab menggunakan AI dalam berbagai aspek platform. Salah satunya dengan membasmi transaksi palsu dan mengalokasikan kendaraan atau pesanan makanan secara efisien.
Dengan berbagi sudut pandang terbaik dari 350 strong AI serta sumber daya data sains milik Grab, Grab berharap dapat memberikan inspirasi yang dapat memecahkan masalah melalui cara kreatif menggunakan AI, dan mendorong penggunaan AI yang bertanggung jawab.
Mengaplikasikan teknologi baru dapat memberikan dampak besar terhadap kehidupan dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan teknologi bisa berbuat lebih banyak untuk tampil sebagai perusahaan yang bertanggung jawab.
Diperlukan pula kolaborasi yang erat antara pemerintah dan sektor swasta dalam pemanfaatan teknologi. Hal ini untuk mencapai kemajuan serta perbaikan ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia. Pemikiran itu dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan
“Cara terbaik bagi pemerintah dan pemimpin industri teknologi seperti Grab untuk bekerja sama adalah menggunakan teknologi untuk kebaikan dan berkomitmen pada tujuan bersama.” Ujar Luhut.
Contohnya membangun generasi penerus dengan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memecahkan masalah jangka panjang seperti polusi udara, dengan mengembangkan ekosistem kendaraan listrik,” lanjutnya.
“Teknologi akan memainkan peran kunci untuk penerapan Industri 4.0, dan membuka akses ke layanan keuangan bagi semua. Kami ingin peraturan kami ramah bagi investasi sambil terus menegakkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, khususnya pada masalah perlindungan data,” ujar Airlangga.
jangan industri 4.0 terus dong… manusia jadi objek dari mesin… harusnya society 5.0.. manusia jadi penguasa, mesin hanya alat… wkwkwkwk