Aplikasi olah pesan serupa dengan WhatsApp, ToTok baru-baru ini dituding sebagai alat untuk menyadap para penggunanya. Aplikasi tersebut ditarik dari toko aplikasi oleh Google (Android) dan Apple (iOS).
Berdasarkan laporan dari NewYorkTimes mengutip dari salah satu intel AS yang identitasnya dirahasiakan, pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) diduga memanfaatkan aplikasi tersebut.
Kegiatan yang dilakukan adalah untuk memata-matai atau menyadap segala macam kegiatan dari pengguna aplikasi ToTok.
Ada beberapa kegiatan untuk memata-matai penggunanya.
Yaitu dengan cara seperti menguping percakapan telepon, mengintip percakapan teks, mencuri rekaman video dan suara di aplikasi, hingga melacak lokasi sang pemakai aplikasi.
Belum diketahui apa maksud dan tujuan di balik kegiatan memata-matai penggunanya yang memang telah melanggar privasi itu.
Dan tidak disebutkan kapan intel AS menemukan bahwa ToTok ternyata memantau segala gerak-gerik penggunanya.
Karena tuduhan ini, aplikasi yang diklaim sudah diunduh oleh jutaan orang dan sempat menjadi salah satu aplikasi yang sangat populer, kini ditarik dari edaran toko aplikasi Google Play Store dan App Store.
Layanan ToTok sendiri masih bisa digunakan seperti biasa, karena mekanisme pemasangan lewat pihak ketiga milik vendor smartphone, seperti Huawei App Gallery, Mi App Store, dan sebagainya belum ditarik.
Bagi Anda yang sudah terlanjur memasang aplikasi ToTol di smartphone Anda, ada baiknya untuk segera menghapus aplikasi tersebut hingga platform chatting ini dinilai aman.
Pembuat aplikasi Totok, Breej Holding merupakan perusahaan yang dituding menjalin hubungan dengan firma siber bernama DarkMatter.
DarkMatter sendiri, sebagaimana dilansir dari NewYorkTimes, Selasa (24/12/2019) sedang berada di dalam radar FBI, lantaran dugaan kejahatan dunia maya.
Terlepas dari itu, aplikasi ToTok sendiri terbilang sukses menggaet pengguna di beberapa kawasan, seperti di Uni Emirat Arab.
Merupakan salah satu platform chatting yang “berfungsi” sekaligus diklaim “cepat” dan “aman”.
Sebab, aplikasi populer serupa, seperti WhatsApp dan Skype memang diblokir dan tidak bisa digunakan di kawasan tersebut.